Suami takut istri tidak ada hanya di dalam televisi, mungkin saja ada di antara kita,keluarga, tetangga, dan saudara kita.Menurut saya pribadi hubungan antara keluarga, atau dalam diri setiap manusia pada dasarnya terdapat keinginan untuk mendominasi yang lainnya, sengaja atau tidak sengaja kita pasti pernah merasakan sifat seperti itu, ingin mau di anggap paling benar, memaksakan kehendaknya. Tapi, kenapa tak semua orang bisa menguasai orang lain??semuanya kembali kepada pribadi yang lebih kuat, dialah yang akan menguasai,layaknya seperti hukum rimba.Faktor yang lainnya adalah keluarga, anak akan meniru pola bagaimana lingkungannya bertindak. Misalnya ibunya dominan, anak akan mengikuti siklus ini dan meladeni sang ibu atau melawan perintahnya, atau bila si anak merasa benar dan suatu hal yang merasa si anak itu adalah benar baginya, maka ia akan berani melawan kepada ibunya. Karena si anak sering melihat ibunya lebih sering dominan ketimbang si ayah dan anak-anaknya yang lain dalam kehidupan sehari-harinya. Penyebab lainnya akan timbul dominan si istri adalah karena merasa penghasilannya lebih besar ketimbang suaminya, Banyak kita temui wanita tak siap ketika ini terjadi, sehingga ia akan merasa lebih super dari pada suaminya. Ini bukan terjadi tanpa alasan karena system pria yang lebih tinggi derajatnya,kuat dan lebih dominan secara social, ketimbang wanita membuat para wanita lalu menyadari ia harus setara agar tak dilecehkan pada kaum pria. Dan ketika para suami kalah dalam material, istri merasa suami tak lebih pandai dari dirinya.
Tak Masalah bila para wanita ingin ingin maju, tapi jangan sampai tak menghargai suaminya. Karena orang yang lebih dominan tak punya batas, padahal batas adalah kunci relasi yang sehat. Jadi jangan sampai pikiran terkontaminasi. Harta nomor satu bukan uang dan benda mewah, sukses financial bukanlah segalanya. Solusinya adalah, Tanyakan pada diri sendiri, kualitas apa yang dimiliki suami sehingga anda menikahinya. Mungkin saja suami anda memiliki aspek positif lain yang tak dimiliki istri. Contohnya seperti pengetahuan yang luas, karena pria sering bersosialisasi pada banyak orang, dan pengalaman yang didapat dari lingkungannya. Orang yang dominan biasanya mendikte, padahal dalam pernikahan, seharusnya posisi suami dan istri harus setara. “Sayangnya sifat dominan ini cenderung menyebabkan yang lainnya terpaksa mengalah”.Ketika suami tak mau di atur istri yang dominan, suami akan menuruti istrinya, padahal hatinya belum tentu menyatakan hal yang sama,suami akan sering mengalah kepada istrinya. Bila memang ia, maka apakah suami mengalah dengan rela atau ikhlas??Bukan tak mungkin, gara-gara hal sepele, pasangan akan memendamkekesalannya.
Padahal kesetaraan dalam hubungan sangat lah penting. Istri harus memikirkan kebahagian pasangannya, dan keluarga, begitu juga kebalikannya. Bila sudah menikah bukan hanya tentang anda tapi juga tentang pasangan, dan anak-anak anda. Ketika istri mendominasi suami, ini gambaran betapa ia tak menghargai suaminya, atau pasangannya. “Komponen penting dalam pernikahan justru adanya penghargaan, Mendominasi suami sama saja menginjak-injak suami”. Orang yang dominan adalah merupakan cermin ketidak dewasaan secara emosi, misalnya istri tak mempercayai kesetiaan suami atau pasangannya, sehingga pikirannya selalu dihantui, suaminya pasti berselingkuh, atau menuduh suami atau pasanganya masih memiliki hati atau perasaan dengan wanita dimasa lalu suaminya, ini adalah sifat yang dapat amat menyakitkan bagi suami atau pasanganya , bukan tak mungkin gara-gara hal sepele suami dan istri bisa saling berselisih atau saling menuduh berselingkuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar