mbah google

Rabu, 23 Desember 2009

MANUSIA KARDUS

Mendengar cerita ini banyak sekali pertanyaan dalam benak aku waktu itu, ternyata asal mula dia di sebut manusia kardus itu awal mulanya dari suatu Negeri yang sangat penuh dengan kemiskinan dan kesengsaraan, Negara yang tidak pernah mengerti dan perduli akan kesengsaraan rakyatnya.

Awal mula ceritanya ketika pagi itu aku nongkrong di suatu warung karena bolos sekolah, aku sering membolos sekolah bersama-sama ke-3 teman ku yang lain, dan sering nongkrong di warung tersebut.Dan seperti biasanya aku melihat Roy di sebrang jalan, Roy adalah orang yang bertempat tinggal di pinggir jalan,dan di atas Trotoar bersama anaknya yang masih kecil tertidur pulas dengan beralaskan kardus,dengan selimut kardus pula. Sementara se-Roy sibuk memunguti gelas air mineral untuk ia jual menyambung hidup dia,dan anaknya.

Dia hidup bersama 1 anaknya,dan dia setiap kali berpindah-pindah tempat ia selalu membawa kardus-kardus bekas untuk ia,dan anaknya berlindung dari panasnya terik matahari disaat siang,ketika malam di gunakan untuk beristirahat. Aku merasa salut dengan Roy karena mampu memberikan makan kepada anaknya dengan cara yang halal,tanpa ia harus mencuri, mengemis, dan tanpa mengandalkan bantuan orang laen. Warga sekitar pernah memberikan dia kesempatan bekerja membantu warga seperti membantu membersikan sampah yang menumpuk dikali,dan menjadi penjaga pintu rel kereta api, tetapi dia menolaknya dengan alasan tidak mau meninggalkan anaknya sendirian.

Dia biasa disebut manusia kardus karena dia senang mengumpulkan kardus-kardus bukan untuk dijual tapi untuk dia, dan anaknya beristirahat,dia sering membuat seperti rumah-rumahan dengan kardusnya yang ia kumpulkan. Karena warga disekitar juga sudah pernah memberikan kasur kapuk bekas yang masih bisa dipakai,namun dia tidak pernah mau menggunakannya malahan kasur yang diberikan orang sering dia jual.

Pernah aku dan teman-teman ku mengobrol bersama Roy dan menanyakan mengapa ia senang dengan kardus-kardusnya itu,karena ada cerita tersendiri didalam kardusnya itu bagi Roy. Aku dan teman-temanku tidak berani menanyakan lebih jauh karena takut menyinggung perasaan Roy. Aku dan teman-temanku menyadari bahwa kami harus bersyukur dan harus lagi rajin sekolah,karena kita sudah sering melalaikan kewajiban sebagai seorang pelajar yang harusnya lebih giat bersekolah. Melihat kehidupan manusia kardus ini kami jadi terharu,dan malu kepada Roy dengan pejuangan dia bertahan hidup bersama anaknya yang masih balita.Ternyata masih banyak orang yang hidup dibawah kita,tapi meraka tidak pernah menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang dapat merugikan diri sendiri. Terima Kasih Roy,manusia kardus ini telah menjadi inspirasi bagi kami yang masih bersekolah. Semoga Roy,dan anaknya mendapatkan apa yang mereka cita-citakan selama ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Comments

Recent Posts