senyum ceria Anak |
Pepatah mengatakan Rumahku adalah Istanaku mungkin memang benar ada nya, walaupun rumahku hanya berdinding batu bata bagian teras nya dan berdinding pagar bagian dapur yang juga berfungsi menjadi kamar mandi. Aku tetap bersyukur mempunyai kedua orang tuaku dan ke 2 adik-adikku Rasti dan Marni. Aku juga bersyukur allah memberiku kepercayaan mempunyai Buah hati dari pernikahanku dengan mas Dani aku biasa memanggilnya. Hanya ucap syukur yang aku berikan pada-Nya, masih ada Asyraf, anakku yang kini berusia 3th harus ikhlas menerima kenyataan menjadi anak yatim. Di depanku sudah terbujur jenazah suamiku, ya mas Dani suamiku yang selalu bertanggung jawab terhadap keluarga nya telah di panggil Allah karena sakit Paru-paru yang di derita nya selama ini, tanpa rasa ngeluh dan penuh semangat untuk bertahan hidup. Namun semangatnya itu hanya berlaku untuk menghidupi keluarga kecilnya, bagi dia uang adalah tanggug jawab, dan tanggung jawab dia adalah keluarga nya yaitu aku dan asyraf, makanya dia selalu mengabaikan kesehatanya saat sedang bekerja demi sebuah tanggung jawab dan rasa cintanya terhadapku dan Asyraf.
100 hari sudah suamiku meninggalkanku, hanya taburan Doa dan semangatku untuk tetap bertahan hidup bahwa kehidupan terus berjalan, rasa syukur selalu aku panjatkan untuk menenangkan diriku sendiri, karena ada Rahasia di balik Rahasia. Setitik airmata terkadang masih menetes di pipiku, dan hela nafas yang panjang seakan membuatku ga bisa menerima kenyataan ini. “ ya allah nyesek banget dadaku, maafin aku bukannya aku menyalahkan takdirku, tapi aku hanya manusia biasa yang tetap lemah di hadapan-Mu, ku mohon kuatkanlah aku menghadapi ini semua, amin “. Pintaku dalam hati.
Bu.. apak ceana se, acaf kan mau ngajak ain??”. Ucap asyraf merengek dengan bahasa cadelnya. Membuat aku semakin miris di hati “ bapak lagi menghadap bos nya sayang, dan sama bos nya ga boleh pulang?? Asyraf mau main apa? Sini sama ibu aja gimana??” jawabku sambil menahan air mata dan ga mau terlihat lemah di mata asyraf. “ enapa ga oleh ulang bu???”. “ karena bos nya bapak asyraf sayang sama bapak, makanya bapak ga boleh pulang, asyraf ngerti kan???”.” Beati acaf haus menin apak, kan apak ilang ayang ma acaf “. Aku Cuma bisa memeluk erat asyraf anakku sayang anakku malang karena belum tahu apa-apa yang sebenarnya terjadi. “ ya sayang nanti kita semua nyusul kesana kok, tapi ibu dulu yang nyusul baru kamu yuahh??” senyumku sambil mengecup kening asyraf. “ ibu ain nyeng-nyeng ( mobil-mobilan )”. Rengek Asyraf. “ ya sayang mana nyeng-nyengnya”. Seraya ku berusaha menghibur asyraf dan diri sendiri.
“ Yanti tolong ambilin bapak makan ya, soalnya ibu buru-buru mau ketemu dokter hari ini??”. Panggilan majikanku membuatku terbangun dari lamunanku, ya lamunan yang tiba-tiba teringat kembali setelah menyadari sudah 4 th lama nya aku meninggalkan asyraf anakku bersama kedua ortuku yang mulai rentan termakan usia. Setelah 4 bulan sepeninggalnya suamiku, aku putuskan menjadi TKW di Arab Saudi untuk memperbaiki kehidupan yang lebih baik. Ucap syukur selalu aku panjatkan meskipun tersiksa terpisah dengan asyraf, untungnya majikanku berasal dari Indonesia juga yang kebetulan menetap di Arab Saudi dan orang nya sangat baik, sehingga aku masih bisa berkomunikasi dengan keluargaku di kampung. “ ini bapak makannya??”. Ucapku sambil menyodorkan sarapan pagi kepada majikanku. “ ouh ya Yan ini ada surat dari kampung, kayaknya dari anakmu deh “. “ makasih bapak, makasih banyak “. Ucapku dengan muka berbinar-binar.
Aku langsung menuju kamar dan membuka surat yang di beri asyraf padaku. Di dalamnya terdapat foto-foto dia bersama kedua orang tuaku dan adikku,serta ada pula foto dia sedang memakai seragam SD, “ Ya Allah, terima kasih engkau telah memberiku umur panjang dan kesempatan aku melihat anakku tumbuh dewasa, beri kesehatan dia selalu ya allah, dan jadikan dia seseorang yang mulia seperti tujuanku memberi dia nama Asyraf yang berarti mulia, Amin “. Doaku bersyukur akan semua karunia-Nya selama ini. Aku buka lagi selembar kertas yang aku tahu ini pasti tulisan Asyraf untukku.
Ibuku sayang, ibuku tercinta Asyraf sayang ibu selalu, ibu disana apa kabarnya? Jangan lupa makan dan jaga kesehatan ya? Asyraf sekarang udah kelas 2 SD bu, dan asyraf udah bisa membaca dan menulis,meskipun tulisan Asyraf masih jelek. Asyraf punya puisi buat ibu kata guru asyraf puisi itu semacam curahan isi hati bu, makanya asyraf coba tulis isi hati asyraf lewat puisi ini buat ibu
Ibu.. aku udah tumbuh dewasa berkat doamu walaupun tanpa kehadiranmu.
Ibu.. aku merindukanmu walaupun ga bisa memelukmu selalu.
Ibu.. aku menangis karena terpisah denganmu.
Ibu.. berilah aku kesempatan buat mencium keningmu seperti yang ibu lakukan dulu padaku.
Ibu.. hidup hanya sekali jadi biarkan aku mengenalimu sebelum hidup itu ga ada.
Ibu..ibu..ibu.. asyraf kangen banget sama ibu.
Ibu.. aku pingin dekat ibu selalu.
Ibu.. aku pingin menjadi orang yang buat ibu tersenyum.
Ibu.. biarkan aku melihat wajahmu walau itu Cuma sekali.
Ibu.. aku pingin mengadu keluh kesahku padamu, dan bersandar padamu.
Ibu..kau membuatku hancur karena pengorbananmu padaku.
Ibu..asyraf sayang ibu cepet pulang ya..
Asyraf menunggu ibu selalu, ibu disana jangan lama-lama ya?.
Aku hanya mampu mendekap surat dari Anakku, dan tak mampu lagi menahan tangis, aku bahagia dan beruntung memiliki Anak seperti Asyraf,tapi aku juga berduka karena telah menyakitinya. Membuat dia menungguku. Aku yakin sama Allah ga sia-sia aku memberi namanya Asyraf, hatinya semulia namanya. Dia anak yang tegar dan mengerti keadaan. “ ibu juga sayang banget sama kamu sayang “. Ucapku lirih sambil memeluk foto Asyraf yang tersenyum seolah dia memberiku semangat untuk tetap bertahan dengan senyumannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar